Monday, December 14, 2015

Chapter 02 - Topeng Hitam si Bandit Jalanan

Sebuah mobil sedan BMW hitam meluncur di jalanan Jakarta, kemudian memasuki suatu perumahan elite, berjalan perlahan saat mendekati pos pemeriksaan. Satpam yang berjaga segera menaikkan penghalang dan menghampiri jendela di samping sopir.

Pak Hadi segera membuka kaca jendela di sampingnya, menganggukkan kepala pada seorang satpam, yang membalas anggukannya dan menyapa, “Pagi, Pak Hadi ...” kemudian mempersilahkan mobil melanjutkan perjalanannya.

Tak seberapa lama, mobil sedan itu memasuki sebuah rumah besar berlantai tiga dengan pekarangan yang sangat luas, dan masuk ke garasi yang besar, di mana tiga mobil mewah berada.

Andy segera turun setelah Pak Hadi membukakan pintu mobil. Ia beranjak masuk ke dalam rumah dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa di ruang tamu. Melebarkan tangan ke samping badan  dan menengadahkan kepalanya sambil mendesah keras. Matanya menerawang langit-langit ...  

Andy berada dalam posisi itu untuk beberapa saat sebelum akhirnya matanya sayup dan perlahan-lahan menutup karena mengantuk ...

Tiba-tiba terdengar suara getaran ponsel, Andy dengan bermalas-malasan segera meraih ponsel dan membuka matanya untuk melihat siapa peneleponnya, ‘Niko’.

Andy segera bangun dan bergegas ke kamarnya di lantai dua, menengok kanan kiri sebelum akhirnya menutup pintu kamarnya. Ia segera menghampiri meja belajar di samping tempat tidurnya, menyeret kursi kemudian duduk dengan memanjangkan kakinya ke atas tempat tidur baru bersiap akan menerima telepon yang bergetar dari tadi.

Andy berdehem keras kemudian  mengangkat panggilan telepon itu.

“Halo, ada apa Niko?”

“Boss, gawat ini ... benar-benar gawat .... ” terdengar suara orang di seberang sedang panik.

“Gawat apanya?”

“Anak-anak SMA AA, SMA DD, SMA FF, dan SMA YY berkumpul di lapangan dekat SMA ZZ. Kelihatannya anak-anak SMA AA ingin balas dendam atas kejadian empat hari yang lalu. Boss, Boni dari SMA ZZ minta bantuan agar gank kita membantu mereka. Boss, kita hari ini harus benar-benar memberi pelajaran keras pada mereka agar kapok tidak mengganggu sekutu kita lagi.”

“Oke, aku mengerti, hubungi Bobi dan E’e agar mereka mengumpulkan anak-anak, kita bertemu di belakang SMA ZZ lewat jalur seperti biasanya. Jangan lupa bawa perlengkapan yang cukup, tapi jangan bawa sajam!”

“Boss, kau bagaimana?”

“Aku akan menghubungi Andre dan Toni, nanti kami bertiga akan bertemu dengan kalian di sana. Ingat jangan bertindak terlebih dahulu. Tunggu kami. Aku juga akan menelepon Trijoe dari SMA YY, dia punya sedikit hutang padaku. Aku berangkat sekarang.”

Niko segera menjawab, “Oke, Boss, aku akan hubungi Bobi dan E’e sekarang juga.”

Andy segera menutup ponselnya, mengganti baju tak lupa mengambil jaket kulit hitam dan penutup muka yang ia masukkan ke dalam saku jaket. Ia keluar kamar dan turun ke lantai satu, mengambil kunci dari lemari kunci dan segera masuk ke garasi. Dari sudut matanya ia melihat Pak Hadi yang sedang menghampirinya, ia segera berkata, “Aku pergi dulu, mungkin pulang agak malam.” Pak Hadi mengiyakan lalu kembali ke dalam rumah.

Andy memasang headset dan melakukan panggilan ke Andre sambil naik ke atas sepeda motor.

“Halo, Ndre, Dino dari SMA AA berani mengusik ekor kita, kumpul di belakang SMA ZZ, kita bereskan mereka hari ini.”

“Oke, kau sudah beritahu Toni?”

“Belum, kau bisa memberitahunya?”

“Oke, aku akan beritahu dia.”

“Trims, Ndre.”

Andy segera memasukkan kunci ke sepeda motor Yamaha V-ixion nya, memasang helm, dan segera menggebernya keluar rumah, masih sempat melambaikan tangannya pada satpam di pos pemeriksaan.

Dalam perjalanan, Andy segera menghubungi debiturnya, Trijoe dari SMA YY.

“Halo, Joe, ini aku TH, ingat kalau kau masih punya satu hutang padaku. Aku minta kau bayar sekarang. Hari ini aku akan menghajar Dino dari SMA AA. Aku tahu kalau kau saat ini membantunya untuk menyerang SMA ZZ. Boni dari SMA ZZ adalah salah satu sekutuku. Kalian berani sekali mengusik ekorku.”

Trijoe yang menerima panggilan telepon itu segera tergagap dan celingukan ke kanan kiri nya, takut terdengar teman-teman di sekelilingnya. “Bbb ... Bo ... Boss, mana ... mana aku tahu kalau ... kalau Boni sekutu kalian. Bo ... Boss ... Aku ... aku tidak bisa mengkhianati Dino, dia teman baikku dari kecil. Tolong ... Tolong lewatkan yang satu ini, Boss. Bagaimana ... bagaimana kalau aku menarik mundur anak-anak dan tidak membantu Dino.”

Andy  mendengus  dan berkata dingin, “Aku tidak peduli dan tak mau tahu, kau harus bergabung dengan kami mengatasi Dino. Kalau tidak ... hmph ... lihat saja apa yang bisa kulakukan pada dirimu dan teman-temanmu!”  Ia segera menutup panggilannya tak menunggu jawaban dari Trijoe.

Trijoe hanya bisa memandangi ponselnya dengan hati mencelos dan tubuh penuh keringat dingin. Bulu kuduknya merinding membayangkan apa yang akan dilakukan TH padanya. Ia tahu siapa TH, berani berbicara berani bertindak, pimpinan gank motor SMA paling brutal se Jakarta, 'Bandit Jalanan'.

Semua lawan mereka akan menghadapi nasib tragis, minimal akan dikirim ke rumah sakit untuk diopname seminggu. Bahkan ada desas desus mengabarkan kalau ada korban mereka yang meninggal di rumah sakit setelah koma sebulan. Tapi meskipun seperti itu, tak pernah ada yang tahu siapa pimpinan dari gank motor ini, karena saat ia bertindak selalu mengenakan helm atau kalau tidak penutup muka hitam, hanya matanya saja yang kelihatan.

Trijoe segera memberi tanda pada beberapa kawan dekatnya, mereka langsung mencari tempat agak jauh dari teman2 mereka yang lain. Dino melihat tingkah Trijoe dkk tapi tak curiga sama sekali, ia hanya tersenyum senang membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat bertemu dengan kelompok anak-anak SMA ZZ. Dalam hatinya ia membatin kalau hari ini pembalasan yang dinantikan akan tiba. Matanya mengawasi pintu gerbang SMA ZZ dan menantikan lawan mereka keluar.

Trijoe memberitahu kawan-kawan dekatnya mengenai panggilan telepon dari TH, boss gank “Bandit Jalanan”. Mereka semua sama-sama berkeringat dingin dan saling memandang satu sama lain. Mereka tahu apa artinya kalau melawan perintah ini, babak belur dihajar, kalau tidak sekarat ya minimal seminggu diopname di rumah sakit.

“Joe, kalau aku ... aku lebih baik membalikkan badan pada Dino daripada pada TH. Dino tak akan bisa apa-apa pada gank kita tapi lain halnya dengan TH. Bisa mampus kita kalau gank motornya mengincar kita. Kau masih ingat kasus empat bulan yang lalu khan? Tiga orang patah tulang dan empat orang harus diopname selama dua minggu karena melawan gank motornya. Belum lagi kasus-kasus lainnya.” Kata seorang anak SMA berbadan bongsor yang wajahnya tampak ketakutan.

“Benar, Joe, entah dari mana setan satu ini, hanya dalam waktu setengah tahun saja sudah bisa menguasai daerah Jakarta Selatan. Tak ada satupun anak-anak SMA yang berani menghadapinya. Julukannya sebagai ‘TH si Topeng Hitam’ sudah merajalela dan tiap anak SMA mendengarnya pasti merasa takut karena caranya menghadapi setiap lawannya selalu brutal.” Timpal seorang anak SMA berbadan kurus ceking, wajah seperti tikus.

“Sialan si Dino, bisa-bisanya ia mengusik ekor si Topeng Hitam! Sejak kapan Boni menjadi anak buah dari mereka?” Trijoe menghantam tembok di sebelahnya dengan tinju kanannya. Tapi segera meringis kesakitan dan menggoyang-goyangkan tangannya yang terasa sangat sakit. Teman-temannya meskipun dilanda rasa takut, hanya bisa menahan tawa melihat tingkahnya.

“Lapor Joe, sejak minggu kemarin aku sudah mendengar rumor kalau Boni dengan sukarela menundukkan kepala menjadi anjing setia dari ‘Bandit Jalanan’. Tapi kau tahu Boni khan, ia sangat angkuh dan sombong karena sudah menjadi karateka ban biru tua. Jadi aku tak percaya pada rumor ini. Tapi melihat semua yang terjadi hari ini, kayaknya rumor yang beredar itu pasti merupakan hal yang benar.” Sahut seorang anak SMA berambut gondrong.

“Omong-omong, Joe. Kau memangnya punya hutang apa dengan Boss ‘Bandit Jalanan’? Sejak kapan kau mengenalnya?” Tanya si kurus ceking berwajah tikus.

“Kalian masih ingat khan, sebulan yang lalu aku sempat absen sekolah selama seminggu lebih dengan alasan keluarga?”

Teman-temanya mengiyakan.

“Aku sebenarnya saat itu diopname di rumah sakit selama empat hari.”

Teman-temannya segera merasa terkejut.

“Apa kau diserang Topeng Hitam?”

Trijoe menggelengkan kepalanya, “Salah, justru dia yang menyelamatkan aku. Kalau tidak ada dia, bisa-bisa aku sekarat di rumah sakit, bukannya cuma diopname empat hari.”

“Koq bisa?”

Trijoe celingukan ke sekelilingnya, teman-temannya menjadi sangat heran melihat tingkah Trijoe yang ketakutan seperti kelinci.

Trijoe menghela napas lalu memberitahu mereka, “Aku tidak sengaja menyinggung salah satu anggota gank ‘BB’ yang sedang mabuk, mereka ada berlima dan aku sendirian, tentu saja aku dihajar habis-habisan. Untungnya saat itu Topeng Hitam dan kedua temannya sedang berkeliling di jalanan. Melihat aku dihajar kelima anggota ‘BB’, dia dan kedua temannya turun tangan. Ia menabrak salah seorang dari mereka dan kabarnya salah satu tulang iganya retak. Sementara dari empat orang yang lainnya, salah satunya patah tulang di tangan kirinya dan tiga lainnya menderita luka agak ringan, tapi masih harus diopname tiga hari.”

Trijoe tertawa ringan, melanjutkan, “Hahahaha, hatiku cukup puas melihat mereka justru menderita hampir sama denganku bahkan ada yang patah tulang dan retak. Topeng Hitam juga yang membawaku ke rumah sakit. Demi membalas kebaikannya karena sudah menyelamatkanku, aku memberitahu namaku dan bertukar nomor telepon dengannya.”

Teman-temannya sangat kaget saat mendengar kalau Trijoe menyinggung salah satu anggota ‘BB’, singkatan dari ‘Black Brotherhood’. Salah satu gank terkenal selain ‘Bandit Jalanan’, bahkan bisa dibilang ‘BB’ beberapa tingkat di atas ‘Bandit Jalanan’ karena sudah bertahun-tahun bercokol di Jakarta Timur sehingga anggotanya bukan anak SMA saja melainkan termasuk para preman, juga kekejaman mereka sudah terkenal di mana-mana. Bisa gawat kalau mereka bermusuhan dengan anggota ‘BB’.

Mereka semua segera berkeringat dingin tak bisa membayangkan apa jadinya kalau Trijoe tidak diselamatkan Topeng Hitam. Tapi mereka juga sekaligus merasa kagum dengan Topeng Hitam karena berani dengan terang-terangan bermusuhan dengan anggota ‘BB’.

Tapi mana mereka tahu kalau salah satu pentolan dari gank ‘BB’ adalah kakak dari Andre ...

“Jadi pada intinya, kita lebih baik menyalahi Dino dari pada mengusik Topeng Hitam, apalagi dia sudah menyelamatkan diriku.”

“Tapi dia teman baikmu dari kecil, Joe.”

“Justru karena dia teman baikku, maka aku harus melakukan ini, nanti biar aku yang menghadapi si Dino. Kalau sampai Topeng Hitam yang turun tangan ... hiiii ... entah berapa lama dia harus diopname di rumah sakit.” Trijoe hanya bisa bergidik ngeri membayangkan kebrutalan Topeng Hitam.

Teman-temannya segera menganggukkan kepala mereka, mereka juga merasa ngeri kalau sampai Topeng Hitam turun tangan. Dengan ini mereka dari SMA YY sepakat untuk membantu ‘Bandit Jalanan’ demi menyelamatkan anak-anak SMA AA, sedangkan SMA yang lain hanya bisa diserahkan pada nasib mereka, entah untung atau buntung.

Trijoe dkk segera kembali ke lokasi anak-anak SMA YY berkumpul dan memberitahukan keputusan mereka pada anak-anak yang lain dari SMA YY dengan sembunyi-sembunyi. Mereka hanya akan beraksi saat perkelahian tak bisa dihindarkan, tapi sebelum itu mereka akan berdiam diri melihat situasi.

Tak berapa lama sekitar tiga puluhan anak-anak SMA ZZ keluar dari gerbang sekolah menuju ke lapangan tak seberapa jauh dari sekolah mereka, dan menghadapi ratusan anak-anak dari empat sekolah, namun demikian paras wajah anak-anak SMA ZZ sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.

Seorang anak berbadan besar dan bertampang garang maju dari antara anak-anak SMA ZZ, berseru pada pihak lawannya.

“Hoi Doni, keluar kalau kau jantan! Jangan jadi pengecut dan bersembunyi seperti ayam! Sudah kalah satu lawan satu melawan aku, Boni, sekarang kau mau main tawuran ya!”

Anak-anak SMA ZZ segera tertawa terbahak-bahak mendengar cacian temannya pada lawan. Mereka mem-boo dengan keras ke arah lawannya.

“Sekali pengecut tetap pengecut!”

“Chicken ... Ayam ... woi ... tok petok petok”

“Dasar banci!”

Berbagai cacian segera keluar dari mulut anak-anak SMA ZZ ke arah lawannya, seorang dari mereka bahkan berkeliling menirukan tingkah ayam betina, membuat teman-temannya tertawa.

Wajah anak-anak SMA AA, DD, dan FF memerah karena menahan marah, mereka balas memaki dan mengejek anak-anak SMA ZZ.

Dino segera maju dari antara anak-anak SMA AA menghampiri Boni.

“Hari itu aku sedang tidak enak badan, jadi aku mengalah padamu. Lagipula buat apa banyak bacot. Hari ini kalau aku tidak mematahkan tulang-tulangmu, aku tidak akan puas. Teman-teman, serang!”
Dino segera memberi aba-aba pada teman-temannya.

Anak-anak SMA AA, DD, dan FF segera bergerak akan menyerbu, tapi sebelum mereka terlibat bentrok, terdengar suara gemuruh puluhan sepeda motor. Tampak banyak pengendara sepeda motor dengan jaket berwarna hitam dan helm hitam bergerak menuju ke arah mereka, dipimpin tiga orang pengendara V-ixion paling depan, Ninja di kirinya, dan CBR di kanannya.

Tampang Dino tampak kaget melihat para pengendara sepeda motor itu, apalagi saat melihat logo di jaket mereka, wajahnya berubah menjadi kecut. Tapi saat melihat para pengendara motor itu hanya sekitar dua puluhan saja, tampangnya menjadi sedikit lega karena jumlah teman-temannya masih lebih banyak, sekitar seratus dua puluhan orang melawan lima puluhan orang, orang bodoh pun tahu kalau jumlah yang lebih banyak pasti akan menang, apalagi perbedaannya dua kali lipat lebih.

Wajah Boni yang sebelumnya sedikit muram tampak menjadi lebih cerah melihat bala bantuannya tiba, meskipun ia sedikit khawatir karena jumlah mereka lebih sedikit, tapi tidak seburuk sebelumnya. Apalagi ia yakin kalau anak-anak ‘Bandit Jalanan’ bukan berandalan biasa. Mereka berandalan yang senang berkelahi, pantang mundur, dan tak kenal rasa takut, sekaligus penebar rasa teror karena cara mereka yang brutal dalam melawan musuh-musuh mereka.

Andy, Andre, dan Toni segera bergegas menuju ke sekolah ZZ saat mendapatkan panggilan darurat dari Niko, tak berapa lama mereka sudah berkumpul di belakang sekolah ZZ dan segera setelah dirasa cukup, maka Andy memerintahkan mereka untuk membantu Boni yang sudah dikepung. Mereka segera bergerak ke arah lapangan dan mengelilinginya dengan menggeber knalpot keras-keras.

Orang-orang di sekeliling lapangan sudah sejak tadi menyingkir karena melihat gelagat yang tidak baik. Beberapa orang bahkan sudah menelepon polisi, melaporkan kalau akan terjadi tawuran di sekolah ZZ.

Boni dan kawan-kawan yang terkepung di dalam segera bergerak menyerang ke lawan-lawan mereka saat melihat bala bantuan mereka datang.

Adu jotos dan tendangan segera terjadi di antara anak-anak SMA ZZ dan yang lainnya, kondisinya seperti tidak menguntungkan bagi pihak anak-anak SMA ZZ dan Bandit Jalanan.

Boni menghadapi lima  anak SMA AA, salah satunya adalah Dino. Tampak mata kiri Boni menjadi lebam karena terkena pukulan Dino, dan bajunya terlihat kotor dan tak karuan di sana sini.

Dino menyunggingkan senyum senang saat melihat kondisi Boni yang tak karuan. Karate ban biru? Bah! Asal dikepung banyak orang pasti tidak akan berkutik.

Dino melihat ke sekelilingnya dan merasa sangat gembira karena melihat pihaknya di atas angin. Apanya yang Bandit Jalanan? Sekarang pun mereka tidak berkutik. Tapi ia kemudian mengerutkan keningnya saat melihat sekelompok anak SMA masih diam saja tak ikut dalam tawuran mereka. Kerut di keningnya semakin mendalam saat menyadari kalau mereka adalah anak-anak SMA YY, anak buah dari Trijoe, kawan baiknya.

Dino melihat kalau Boni tampak kewalahan melawan teman-temannya, dua dari temannya juga seorang karateka walaupun ban mereka masih hijau, tapi itu cukup untuk menahan Boni. Dino segera menarik diri dari perkelahian melawan Boni dan berusaha menghampiri Trijoe dkk.

“Joe, kenapa kau diam saja, cepat bantu kami supaya ini cepat selesai sebelum polisi datang!” Seru Dino pada kawan baiknya.

Trijoe dari awal sudah menginstruksikan pada teman-temannya agar tidak turun tangan dahulu dan mengawasi jalannya tawuran.

Dengan SMA YY tidak turun tangan, kondisi tawuran walaupun kurang menguntungkan di pihak Boni, tapi tidaklah seburuk yang dibayangkan dari awal.

Trijoe mendengar seruan Dino dan mengerutkan keningnya, ia kemudian melihat kalau pengendara V-ixion tidak turun dari sepeda motornya, hanya duduk diam di atas sepeda motor, mengawasi dirinya dari kejauhan. Trijoe menjadi gemetaran dan membayangkan pandangan menusuk dari TH, si Topeng Hitam, tertuju ke arahnya.

== OO ==

No comments:

Post a Comment