Pak Hadi segera membuka kaca jendela di sampingnya, menganggukkan
kepala pada seorang satpam, yang membalas anggukannya dan menyapa, “Pagi, Pak
Hadi ...” kemudian mempersilahkan mobil melanjutkan perjalanannya.
Tak seberapa lama, mobil sedan itu memasuki sebuah rumah besar
berlantai tiga dengan pekarangan yang sangat luas, dan masuk ke garasi yang
besar, di mana tiga mobil mewah berada.
Andy segera turun setelah Pak Hadi membukakan pintu mobil. Ia beranjak
masuk ke dalam rumah dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa di ruang tamu.
Melebarkan tangan ke samping badan dan menengadahkan
kepalanya sambil mendesah keras. Matanya menerawang langit-langit ...
Andy berada dalam posisi itu untuk beberapa saat sebelum akhirnya
matanya sayup dan perlahan-lahan menutup karena mengantuk ...
Tiba-tiba terdengar suara getaran ponsel, Andy dengan bermalas-malasan
segera meraih ponsel dan membuka matanya untuk melihat siapa peneleponnya,
‘Niko’.
Andy segera bangun dan bergegas ke kamarnya di lantai dua, menengok
kanan kiri sebelum akhirnya menutup pintu kamarnya. Ia segera menghampiri meja
belajar di samping tempat tidurnya, menyeret kursi kemudian duduk dengan
memanjangkan kakinya ke atas tempat tidur baru bersiap akan menerima telepon
yang bergetar dari tadi.
Andy berdehem keras kemudian
mengangkat panggilan telepon itu.
“Halo, ada apa Niko?”
“Boss, gawat ini ... benar-benar gawat .... ” terdengar suara orang di
seberang sedang panik.
“Gawat apanya?”
“Anak-anak SMA AA, SMA DD, SMA FF, dan SMA YY berkumpul di lapangan
dekat SMA ZZ. Kelihatannya anak-anak SMA AA ingin balas dendam atas kejadian empat
hari yang lalu. Boss, Boni dari SMA ZZ minta bantuan agar gank kita membantu
mereka. Boss, kita hari ini harus benar-benar memberi pelajaran keras pada
mereka agar kapok tidak mengganggu sekutu kita lagi.”
“Oke, aku mengerti, hubungi Bobi dan E’e agar mereka mengumpulkan
anak-anak, kita bertemu di belakang SMA ZZ lewat jalur seperti biasanya. Jangan
lupa bawa perlengkapan yang cukup, tapi jangan bawa sajam!”
“Boss, kau bagaimana?”
“Aku akan menghubungi Andre dan Toni, nanti kami bertiga akan bertemu
dengan kalian di sana. Ingat jangan bertindak terlebih dahulu. Tunggu kami. Aku
juga akan menelepon Trijoe dari SMA YY, dia punya sedikit hutang padaku. Aku berangkat
sekarang.”
Niko segera menjawab, “Oke, Boss, aku akan hubungi Bobi dan E’e
sekarang juga.”
Andy segera menutup ponselnya, mengganti baju tak lupa mengambil jaket
kulit hitam dan penutup muka yang ia masukkan ke dalam saku jaket. Ia keluar
kamar dan turun ke lantai satu, mengambil kunci dari lemari kunci dan segera
masuk ke garasi. Dari sudut matanya ia melihat Pak Hadi yang sedang
menghampirinya, ia segera berkata, “Aku pergi dulu, mungkin pulang agak malam.”
Pak Hadi mengiyakan lalu kembali ke dalam rumah.
Andy memasang headset dan melakukan panggilan ke Andre sambil naik ke
atas sepeda motor.
“Halo, Ndre, Dino dari SMA AA berani mengusik ekor kita, kumpul di
belakang SMA ZZ, kita bereskan mereka hari ini.”
“Oke, kau sudah beritahu Toni?”
“Belum, kau bisa memberitahunya?”
“Oke, aku akan beritahu dia.”
“Trims, Ndre.”
Andy segera memasukkan kunci ke sepeda motor Yamaha V-ixion nya,
memasang helm, dan segera menggebernya keluar rumah, masih sempat melambaikan
tangannya pada satpam di pos pemeriksaan.
Dalam perjalanan, Andy segera menghubungi debiturnya, Trijoe dari SMA
YY.
“Halo, Joe, ini aku TH, ingat kalau kau masih punya satu hutang padaku.
Aku minta kau bayar sekarang. Hari ini aku akan menghajar Dino dari SMA AA. Aku
tahu kalau kau saat ini membantunya untuk menyerang SMA ZZ. Boni dari SMA ZZ
adalah salah satu sekutuku. Kalian berani sekali mengusik ekorku.”
Trijoe yang menerima panggilan telepon itu segera tergagap dan
celingukan ke kanan kiri nya, takut terdengar teman-teman di sekelilingnya. “Bbb
... Bo ... Boss, mana ... mana aku tahu kalau ... kalau Boni sekutu kalian. Bo
... Boss ... Aku ... aku tidak bisa mengkhianati Dino, dia teman baikku dari
kecil. Tolong ... Tolong lewatkan yang satu ini, Boss. Bagaimana ... bagaimana
kalau aku menarik mundur anak-anak dan tidak membantu Dino.”
Andy mendengus dan berkata dingin, “Aku tidak peduli dan tak
mau tahu, kau harus bergabung dengan kami mengatasi Dino. Kalau tidak ... hmph
... lihat saja apa yang bisa kulakukan pada dirimu dan teman-temanmu!” Ia segera menutup panggilannya tak menunggu
jawaban dari Trijoe.
Trijoe hanya bisa memandangi ponselnya dengan hati mencelos dan tubuh
penuh keringat dingin. Bulu kuduknya merinding membayangkan apa yang akan
dilakukan TH padanya. Ia tahu siapa TH, berani berbicara berani bertindak,
pimpinan gank motor SMA paling brutal se Jakarta, 'Bandit Jalanan'.
Semua lawan mereka akan menghadapi nasib tragis, minimal akan dikirim
ke rumah sakit untuk diopname seminggu. Bahkan ada desas desus mengabarkan
kalau ada korban mereka yang meninggal di rumah sakit setelah koma sebulan.
Tapi meskipun seperti itu, tak pernah ada yang tahu siapa pimpinan dari gank
motor ini, karena saat ia bertindak selalu mengenakan helm atau kalau tidak
penutup muka hitam, hanya matanya saja yang kelihatan.
Trijoe segera memberi tanda pada beberapa kawan dekatnya, mereka
langsung mencari tempat agak jauh dari teman2 mereka yang lain. Dino melihat
tingkah Trijoe dkk tapi tak curiga sama sekali, ia hanya tersenyum senang
membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat bertemu dengan kelompok anak-anak
SMA ZZ. Dalam hatinya ia membatin kalau hari ini pembalasan yang dinantikan
akan tiba. Matanya mengawasi pintu gerbang SMA ZZ dan menantikan lawan mereka
keluar.
Trijoe memberitahu kawan-kawan dekatnya mengenai panggilan telepon dari TH, boss gank “Bandit Jalanan”. Mereka semua sama-sama berkeringat dingin dan saling
memandang satu sama lain. Mereka tahu apa artinya kalau melawan perintah ini,
babak belur dihajar, kalau tidak sekarat ya minimal seminggu diopname di rumah
sakit.
“Joe, kalau aku ... aku lebih baik membalikkan badan pada Dino daripada
pada TH. Dino tak akan bisa apa-apa pada gank kita tapi lain halnya dengan TH.
Bisa mampus kita kalau gank motornya mengincar kita. Kau masih ingat kasus
empat bulan yang lalu khan? Tiga orang patah tulang dan empat orang harus
diopname selama dua minggu karena melawan gank motornya. Belum lagi kasus-kasus
lainnya.” Kata seorang anak SMA berbadan bongsor yang wajahnya tampak
ketakutan.
“Benar, Joe, entah dari mana setan satu ini, hanya dalam waktu setengah
tahun saja sudah bisa menguasai daerah Jakarta Selatan. Tak ada satupun
anak-anak SMA yang berani menghadapinya. Julukannya sebagai ‘TH si Topeng
Hitam’ sudah merajalela dan tiap anak SMA mendengarnya pasti merasa takut
karena caranya menghadapi setiap lawannya selalu brutal.” Timpal seorang anak
SMA berbadan kurus ceking, wajah seperti tikus.
“Sialan si Dino, bisa-bisanya ia mengusik ekor si Topeng Hitam! Sejak
kapan Boni menjadi anak buah dari mereka?” Trijoe menghantam tembok di
sebelahnya dengan tinju kanannya. Tapi segera meringis kesakitan dan
menggoyang-goyangkan tangannya yang terasa sangat sakit. Teman-temannya
meskipun dilanda rasa takut, hanya bisa menahan tawa melihat tingkahnya.
“Lapor Joe, sejak minggu kemarin aku sudah mendengar rumor kalau Boni
dengan sukarela menundukkan kepala menjadi anjing setia dari ‘Bandit Jalanan’.
Tapi kau tahu Boni khan, ia sangat angkuh dan sombong karena sudah menjadi
karateka ban biru tua. Jadi aku tak percaya pada rumor ini. Tapi melihat semua
yang terjadi hari ini, kayaknya rumor yang beredar itu pasti merupakan hal yang
benar.” Sahut seorang anak SMA berambut gondrong.
“Omong-omong, Joe. Kau memangnya punya hutang apa dengan Boss ‘Bandit
Jalanan’? Sejak kapan kau mengenalnya?” Tanya si kurus ceking berwajah tikus.
“Kalian masih ingat khan, sebulan yang lalu aku sempat absen sekolah
selama seminggu lebih dengan alasan keluarga?”
Teman-temanya mengiyakan.
“Aku sebenarnya saat itu diopname di rumah sakit selama empat hari.”
Teman-temannya segera merasa terkejut.
“Apa kau diserang Topeng Hitam?”
Trijoe menggelengkan kepalanya, “Salah, justru dia yang menyelamatkan
aku. Kalau tidak ada dia, bisa-bisa aku sekarat di rumah sakit, bukannya cuma
diopname empat hari.”
“Koq bisa?”
Trijoe celingukan ke sekelilingnya, teman-temannya menjadi sangat heran
melihat tingkah Trijoe yang ketakutan seperti kelinci.
Trijoe menghela napas lalu memberitahu mereka, “Aku tidak sengaja
menyinggung salah satu anggota gank ‘BB’ yang sedang mabuk, mereka ada berlima
dan aku sendirian, tentu saja aku dihajar habis-habisan. Untungnya saat itu
Topeng Hitam dan kedua temannya sedang berkeliling di jalanan. Melihat aku
dihajar kelima anggota ‘BB’, dia dan kedua temannya turun tangan. Ia menabrak
salah seorang dari mereka dan kabarnya salah satu tulang iganya retak.
Sementara dari empat orang yang lainnya, salah satunya patah tulang di tangan
kirinya dan tiga lainnya menderita luka agak ringan, tapi masih harus diopname
tiga hari.”
Trijoe tertawa ringan, melanjutkan, “Hahahaha, hatiku cukup puas
melihat mereka justru menderita hampir sama denganku bahkan ada yang patah
tulang dan retak. Topeng Hitam juga yang membawaku ke rumah sakit. Demi
membalas kebaikannya karena sudah menyelamatkanku, aku memberitahu namaku dan
bertukar nomor telepon dengannya.”
Teman-temannya sangat kaget saat mendengar kalau Trijoe menyinggung
salah satu anggota ‘BB’, singkatan dari ‘Black Brotherhood’. Salah satu gank
terkenal selain ‘Bandit Jalanan’, bahkan bisa dibilang ‘BB’ beberapa tingkat di
atas ‘Bandit Jalanan’ karena sudah bertahun-tahun bercokol di Jakarta Timur
sehingga anggotanya bukan anak SMA saja melainkan termasuk para preman, juga
kekejaman mereka sudah terkenal di mana-mana. Bisa gawat kalau mereka
bermusuhan dengan anggota ‘BB’.
Mereka semua segera berkeringat dingin tak bisa membayangkan apa jadinya kalau Trijoe tidak diselamatkan Topeng Hitam. Tapi mereka juga sekaligus merasa kagum dengan Topeng Hitam karena berani dengan terang-terangan bermusuhan dengan anggota ‘BB’.
Mereka semua segera berkeringat dingin tak bisa membayangkan apa jadinya kalau Trijoe tidak diselamatkan Topeng Hitam. Tapi mereka juga sekaligus merasa kagum dengan Topeng Hitam karena berani dengan terang-terangan bermusuhan dengan anggota ‘BB’.
Tapi mana mereka tahu kalau salah satu pentolan dari gank ‘BB’ adalah
kakak dari Andre ...
“Jadi pada intinya, kita lebih baik menyalahi Dino dari pada mengusik
Topeng Hitam, apalagi dia sudah menyelamatkan diriku.”
“Tapi dia teman baikmu dari kecil, Joe.”
“Justru karena dia teman baikku, maka aku harus melakukan ini, nanti
biar aku yang menghadapi si Dino. Kalau sampai Topeng Hitam yang turun tangan
... hiiii ... entah berapa lama dia harus diopname di rumah sakit.” Trijoe
hanya bisa bergidik ngeri membayangkan kebrutalan Topeng Hitam.
Teman-temannya segera menganggukkan kepala mereka, mereka juga merasa
ngeri kalau sampai Topeng Hitam turun tangan. Dengan ini mereka dari SMA YY sepakat
untuk membantu ‘Bandit Jalanan’ demi menyelamatkan anak-anak SMA AA, sedangkan
SMA yang lain hanya bisa diserahkan pada nasib mereka, entah untung atau
buntung.
Trijoe dkk segera kembali ke lokasi anak-anak SMA YY berkumpul dan
memberitahukan keputusan mereka pada anak-anak yang lain dari SMA YY dengan
sembunyi-sembunyi. Mereka hanya akan beraksi saat perkelahian tak bisa
dihindarkan, tapi sebelum itu mereka akan berdiam diri melihat situasi.
Tak berapa lama sekitar tiga puluhan anak-anak SMA ZZ keluar dari
gerbang sekolah menuju ke lapangan tak seberapa jauh dari sekolah mereka, dan menghadapi
ratusan anak-anak dari empat sekolah, namun demikian paras wajah anak-anak SMA
ZZ sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.
Seorang anak berbadan besar dan bertampang garang maju dari antara
anak-anak SMA ZZ, berseru pada pihak lawannya.
“Hoi Doni, keluar kalau kau jantan! Jangan jadi pengecut dan
bersembunyi seperti ayam! Sudah kalah satu lawan satu melawan aku, Boni,
sekarang kau mau main tawuran ya!”
Anak-anak SMA ZZ segera tertawa terbahak-bahak mendengar cacian
temannya pada lawan. Mereka mem-boo dengan keras ke arah lawannya.
“Sekali pengecut tetap pengecut!”
“Chicken ... Ayam ... woi ... tok petok petok”
“Dasar banci!”
Berbagai cacian segera keluar dari mulut anak-anak SMA ZZ ke arah
lawannya, seorang dari mereka bahkan berkeliling menirukan tingkah ayam betina,
membuat teman-temannya tertawa.
Wajah anak-anak SMA AA, DD, dan FF memerah karena menahan marah, mereka
balas memaki dan mengejek anak-anak SMA ZZ.
Dino segera maju dari antara anak-anak SMA AA menghampiri Boni.
“Hari itu aku sedang tidak enak badan, jadi aku mengalah padamu.
Lagipula buat apa banyak bacot. Hari ini kalau aku tidak mematahkan
tulang-tulangmu, aku tidak akan puas. Teman-teman, serang!”
Dino segera memberi aba-aba pada teman-temannya.
Anak-anak SMA AA, DD, dan FF segera bergerak akan menyerbu, tapi
sebelum mereka terlibat bentrok, terdengar suara gemuruh puluhan sepeda motor.
Tampak banyak pengendara sepeda motor dengan jaket berwarna hitam dan helm
hitam bergerak menuju ke arah mereka, dipimpin tiga orang pengendara V-ixion
paling depan, Ninja di kirinya, dan CBR di kanannya.
Tampang Dino tampak kaget melihat para pengendara sepeda motor itu,
apalagi saat melihat logo di jaket mereka, wajahnya berubah menjadi kecut. Tapi
saat melihat para pengendara motor itu hanya sekitar dua puluhan saja,
tampangnya menjadi sedikit lega karena jumlah teman-temannya masih lebih
banyak, sekitar seratus dua puluhan orang melawan lima puluhan orang, orang
bodoh pun tahu kalau jumlah yang lebih banyak pasti akan menang, apalagi
perbedaannya dua kali lipat lebih.
Wajah Boni yang sebelumnya sedikit muram tampak menjadi lebih cerah
melihat bala bantuannya tiba, meskipun ia sedikit khawatir karena jumlah mereka
lebih sedikit, tapi tidak seburuk sebelumnya. Apalagi ia yakin kalau anak-anak ‘Bandit
Jalanan’ bukan berandalan biasa. Mereka berandalan yang senang berkelahi,
pantang mundur, dan tak kenal rasa takut, sekaligus penebar rasa teror karena
cara mereka yang brutal dalam melawan musuh-musuh mereka.
Andy, Andre, dan Toni segera bergegas menuju ke sekolah ZZ saat
mendapatkan panggilan darurat dari Niko, tak berapa lama mereka sudah berkumpul
di belakang sekolah ZZ dan segera setelah dirasa cukup, maka Andy memerintahkan
mereka untuk membantu Boni yang sudah dikepung. Mereka segera bergerak ke arah
lapangan dan mengelilinginya dengan menggeber knalpot keras-keras.
Orang-orang di sekeliling lapangan sudah sejak tadi menyingkir karena melihat
gelagat yang tidak baik. Beberapa orang bahkan sudah menelepon polisi,
melaporkan kalau akan terjadi tawuran di sekolah ZZ.
Boni dan kawan-kawan yang terkepung di dalam segera bergerak menyerang
ke lawan-lawan mereka saat melihat bala bantuan mereka datang.
Adu jotos dan tendangan segera terjadi di antara anak-anak SMA ZZ dan
yang lainnya, kondisinya seperti tidak menguntungkan bagi pihak anak-anak SMA
ZZ dan Bandit Jalanan.
Boni menghadapi lima anak SMA
AA, salah satunya adalah Dino. Tampak mata kiri Boni menjadi lebam karena
terkena pukulan Dino, dan bajunya terlihat kotor dan tak karuan di sana sini.
Dino menyunggingkan senyum senang saat melihat kondisi Boni yang tak
karuan. Karate ban biru? Bah! Asal dikepung banyak orang pasti tidak akan
berkutik.
Dino melihat ke sekelilingnya dan merasa sangat gembira karena melihat
pihaknya di atas angin. Apanya yang Bandit Jalanan? Sekarang pun mereka tidak
berkutik. Tapi ia kemudian mengerutkan keningnya saat melihat sekelompok anak
SMA masih diam saja tak ikut dalam tawuran mereka. Kerut di keningnya semakin
mendalam saat menyadari kalau mereka adalah anak-anak SMA YY, anak buah dari
Trijoe, kawan baiknya.
Dino melihat kalau Boni tampak kewalahan melawan teman-temannya, dua
dari temannya juga seorang karateka walaupun ban mereka masih hijau, tapi itu
cukup untuk menahan Boni. Dino segera menarik diri dari perkelahian melawan Boni dan berusaha menghampiri Trijoe dkk.
“Joe, kenapa kau diam saja, cepat bantu kami supaya ini cepat selesai
sebelum polisi datang!” Seru Dino pada kawan baiknya.
Trijoe dari awal sudah menginstruksikan pada teman-temannya agar tidak
turun tangan dahulu dan mengawasi jalannya tawuran.
Dengan SMA YY tidak turun tangan, kondisi tawuran walaupun kurang
menguntungkan di pihak Boni, tapi tidaklah seburuk yang dibayangkan dari awal.
Trijoe mendengar seruan Dino dan mengerutkan keningnya, ia kemudian
melihat kalau pengendara V-ixion tidak turun dari sepeda motornya, hanya duduk
diam di atas sepeda motor, mengawasi dirinya dari kejauhan. Trijoe menjadi
gemetaran dan membayangkan pandangan menusuk dari TH, si Topeng Hitam, tertuju
ke arahnya.
== OO ==
No comments:
Post a Comment